Oleh: Ridwan
HM Said*
TEPATNYA Senin 31 Januari
2011 lebih dari seratus pengurus DPD II KNPI Kota Bima di kukuhkan oleh ketua
umum DPD I KNPI NTB dihadapan pejabat Pemerintah, serta unsur teras Kota Bima
seperti pimpinan dan anggota DPRD, KPUD, Kapolresta, Dandim, para perwakilan
organisasi kepemudaan dan tamu undangan lainnya. Acara pelantikan ini merupakan
awal dari konsolidasi gerakan pemuda dalam skala besar untuk Kota Bima memasuki tahun 2011 ini.
Banyak hal yang
menarik dalam perhelatan pelantikan pegurus KNPI kali ini, salah satunya di
hadiri langsung oleh Walikota dan Wakil Walikota Bima yang juga bersaudara, ini
menandakan Pemerintah cukup memperhitungkan keberadan KNPI sebagai wadah
eksponen kaum muda.
Melihat
antusiasme dalam acara pelantikan itu, cukup menjanjikan buat gerakan kritis
kaum muda kedepan, namun pertanyaannya kemudian dengan format keperngurusan
yang cukup gendut itu mampukah para pemuda yang terhimpun dalam wadah KNPI untuk
menampilkan diri sebagai eksponen gerakan (exponent
movement) kaum muda yang sebenarnya (coming
true) alias bukan hanya bertujuan memajang nama belaka.
Bila kita
membaca dari pengalaman masa lalu (past exeperience),
antusiasme dan semangat pada saat pelantikan bukanlah ukuran yang cukup
signifikan dalam mengukur efektifitas gerakan KNPI, karena sudah menjadi budaya
orang Indonesia semangat awal-awalnya cukup menggebu (bouyant) dalam perjalannannya sering kempes (see kempih) di tengah jalan, dan KNPI selalu menjadi bagian dari
representatif budaya itu, harus disadari pula dalam KNPI terhimpun begitu
banyak warna, baik atas idiologi, pekerjaan, profesi dan konsep gerakan.
Namun biasanya
yang sering kali mejadi hambatan (obstruction)
gerakan KNPI dalam skala lokalitas bukan di sebabkan oleh perbedaan idiologi
antara para pengurus yang ada di dalamnya, tapi seringkali di sebabkan oleh sulitnya
menyatukan issue-issue penting yang menjadi agenda gerakan walaupun
sesungguhnya agenda gerakan secara umum sudah dirumuskan dalam Musda, misalnya
masalah advokasi kebijakan pemerintah seringkali pengurus KNPI yang berada
dalam unsur pemerintahan jelas tidak mendukung sertidaknya tidak akan terlibat
secara langsung dalam advokasi itu, apalagi menyangkut melurus kebijakan
pemerintah yang ada, pada saat yang bersamaan civitas KNPI yang lain menginginkan
KNPI agar dapat menjadi pelopor utama dalam masalah-masalah advokasi yang
menyangkut kebijakan Pemerintah yang
dirasa merugikan rakyat kecil.
Ada yang berpendapat
bahwa arah gerakan organisasi selevel KNPI tidak harus terlibat langsung dalam
advokasi namun cukup dengan membangun daerah
dan bangsa secara bersama dengan pemerintah melalui kemitraan, terlepas
pendapat itu masih menjadi perdebatana dengan argumentasi masing-masing, kita tidak
bisa menafikkan, bahawa pemuda memang dituntut untuk memberikan yang terbaik
dalam membangun bangsa, entah itu melalui cara advokasi langsung dengan pengontrolan
yang ketat terhadap kebijakan publik pemerintah atau dengan menggagas program
pemberdayaan pemuda dan masyarakat umum untuk bekerja sama dengan pemerintah,
singkatnya merurut saya gerakan pemuda adalah gerakan multi level dan disiplin
secara profesional.
Apapaun perberbedaan
latar dan kepentingan yang ada disnilah dibutuhkan kepemimpinan yang kuat,
visioner, kehadiran pemimpin pemuda yang mampu mengkreasi segala perbedaan ini
menjadi wajib.
Menengok dari
sejarah gerakan pemuda tempo dulu pemuda adalah pelaku sejarah perubahan,
hampir sedikit sejarah bangsa yang tidak melibatkan pemuda atau yang di
pelopori oleh pemuda, dalam sejarah Indonesia sendiri pemuda adalah pioner
utama yang menggusur rezim-rezim yang di rasa tidak perpihak kepada rakyat dan
tidak menunaikan janji mereka, coba kita tengok kejatuhan Soekarno 1966 yang
gagal menghadirkan kesejahteraan rakyat, atas dasar kekuatan pemuda dan militer
Soekarno tumbang, begitupun rezim Soeharto
yang di penuhi dengan praktek-praktek otoritarian dan koruptif, ia menyerah
ditengah arus desakan gerakan pemuda 1998.
Membicarakan
kepeloporan gerakan perubahan baik dalam skala besar mapun dalam skala kecil
tidak bisa di lepaskan dari cerita keterlibatan pemuda, menggambarkan gerakan
pemuda berarti menggambarkan masa cerahnya perubahan, pendapat ini sangat sulit
di bantah.
Tantangan
pemuda
Tapi di satu
sisi juga tidak sedikit pemuda yang terjebak dalam arus pragmatisme, dalam
catatan sejarah di lingkaran kekuasaan rezim Orde Baru banyak di kelilingi oleh
mantan aktivis pemuda. Yang justru keasyikan menikmati kekuasaan tanpa
memperhatikan komitmen dan janjinya pada saat jadi aktivis, sikap paragmaisme sebagian kecil para
kativis gerakan pemuda pasca reformasi masih terus berlanjut, hal ini dipat dilihat
dari begitu banyak mantan aktivis pemuda yang dulunya sangat konsen mengusung
perubahan namun ketika menjadi petinggi partai dan masuk jajaran elit kekuasaan
justru menjadi pengahadang utama gerakan pemuda.
Venomena seperti ini kian hari kian
tumbuh subur dan semakin jaya, tidak terkecuali termasuk mereka yang dulunya
mantan aktivis bahkan pentolan KNPI, para tidak tahu malu itu telah memberikan
sumbangan besar terhadap pelemahan gerakan pemuda baik dalam skala nasional
maupun dalam skala lokal, relitas ini ada yang melihat denga sikap pesimisme
dan ada juga yang bersikap optimis.
Bila kontrol
pemuda semakin melemah maka akan membahayakan tuntutan reformasi yang mencita-citakan
negara yang di kelola dengan demokratis, dan demokrasi meniscayakan adanya
kontrol yang kuat dari Parpol, Pers, Pemuda dan kaum sipil lainnya, tanpa
kontrol maka demokrasi yang di cita-citakan akan hampar.
Kian-hari gerakan pemuda sulit
menemukan format yang tepat dalam mengontrol dan mengkritis kebijkan pemerintah
yang ada, karena strategi Pemerintah lebih canggih ketimbang strategi pemuda, hal
ini dapat lihat dari perjalanan kepemimpinan bangsa ini pasca reformasi, gerakan
demostrasi yang tidak menyeluruh dan serentak seperti sejarah gerakan pemuda
masa lalu saat ini agak mengalami kesulitan.
Pemuda harusnya menjadi pioner utama
di tengah dinamikan politik bangsa yang serba tidak pasti, lihat saja janji-janji
dan klaim pemerintah yang klimaksnya beberapa tokoh tua lintas agama merilis
sembilan kebohongan lama dan sembilan kebohongan baru rezim Yudhoyono, politik
pencitraan Pemerintah SBY selama ini di gugah oleh gerakan kaum tua itu akibat
mereka sudah tidak tahan melihat panggung sandiwara politik yang penuh dengan
kebohongan dan kemunafikan. orang miskin Pemerintah mengkalaim tinggal
tigabelas jutaan padahal yang menerima dana bantuan tunai (BLT) dan beras
miskin tujuah puluh jutaaan, itupun metode penentuan orang miskinnya masih
sangat di perdebatkan. Pemerintah selalu mengklaim memimpin gerakan
pemberantasan korupsi padahal disatu sisi korupsi meningkat baik dari segi
kerugian negara maupun kunatitas dan kualitas tersangkanya, pada saat yang
besamaan pembebasan koruptor dan terdakwa melonjak naik.
Saatnya pemuda menjadi penghadang
utama atas sikap rezim yang paradoks, memajukan yang tidak seharusnya dimajukan
seperti naiknya angka kemiskinan dan kenaikan kuntitas dan kualitas korutor,
rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia, dan memundurkan/
menghentikan apa yang seharunya dimundurkan seperti angka kemiskinan,
pengangguran, korupsi, dll.
Akankah SBY akan tumbang akibat
kebohongan rezimnya (untruth regime), hal itu tergantung sungguh dari format
gerakan pemuda saat sekarang dan kedepan, karena pemuda sebagai kelas sosial
menengah (middle class) yang selalu
menjadi penyuara lonceng perubahan selalu di tuntut untuk kritis, kreatif dan
inovatif dalam memandang, menilai, dan menyikapi segala perubahan yang ada. tidak
terkecuali keberadan format gerakan pemuda yang terhimpun dalam wadah KNPI Kota
Bima, untuk bisa menempatkan diri sebagai gerakan perubahan (the movement changge), pembangunan dan
kemitraan.
Sebuah perubahan sangat sulit lahir
dari gerakan tanpa keterlibatan pemuda, karena kelebihan pemuda yang memiliki
energi lebih besar ketimbang komunitas lain, juga sedikit nonkompromistik,
untuk itu kita tunggu gerakan pemuda-pemudi Kota Bima yang baru di lantik untuk
mampu menghadirkan manfaat yang nyata untuk pembangunan daerah, dengan
mengkreasi segala macam warna dan kepentingan yang ada di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar